Pada suatu hari seorang penari kuda lumping dari Wonosobo pergi ke Jakarta untuk pentas diTaman Mini Indonesia Indah (TMII). Dia mampir terlebih dahulu ke Senayan City yang terletak di jalan Asia Afrika Senayan. Saat sesampainya dia disana maka dia langsung melihat-lihat baju yang hendak dia beli ataupun barang-barang lainnya yang dia mau beli.
Ditengah-tengah belanjanya dia kebelet buang air besar. Maka dia menuju ketoilet. Zaman sekarang buang air besar aja kita harus bayar dan sekarang penghitungan bayarannya sudah menggunakan penghitungan digital. Bila dia menjatuhkan satu kotoran kedalam toilet maka dia harus membayar seribu rupiah.
Saat itu sang penari sudah tidak buang air besar selama tiga hari lamanya maka dia membuang kotoran yang cukup banyak. Bayangkan saja di papan hitung digital menunjukan bahwa dia harus membayar dua puluh ribu rupiah gile bener berarti sudah dua puluh kotoran dia jatuhkan kedalam toilet.
Dan si penari tersebut merasa kemahalan untuk membayar uang tersebut. Bayangkan saja masa buang air saja harus membayar dua puluh ribu rupiah sementara dikampungnya dia bisa gratis bila melakukannya bahkan ditempat umum sekalipun contohnya dikali.
Maka dia mencari akal bagaimana caranya agar dia tidak membayar uang buang air besarnya tersebut. Dan akhirnya dia menemukan caranya maka diapun memasukan kembali kotorannya kedalam badannya sampai jumlah yang menurut dia cukup pantas untuk di bayar.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar