Senin, 02 Juni 2008

Bubur ayam

Pada suatu hari disebuah kereta jurusan Yogyakarta-Jakarta ada seorang ibu-ibu penjual ayam goring.
Dia hanya menjual ayam yang telah digorengnya dirumah tanpa menjual nasinya. Keadaan di kereta saat itu sangatlah padat dan juga sangatlah panas sekali. Berjuta-juta bau keringat yang berasal dari para penumpang dan penjual makanan yang lain menjadi satu dan baunya sangatlah tidak sedap sekali. Keadaan ibu penjual ayam tersebut sangatlah mengenaskan sekali. Ia hanya seorang ibu-ibu yang sedang memanggul barang dagangannya yang sangat berat di hari yang sangat panas tersebut sementara bau-bauan yang tidak sedap menyerang dia sehingga dia merasa mual.
Pada saat kereta berhenti di satasiun terdekat maka dia turun karena sudah sangat tidak kuat menahan hasratnya yang sangat dalam untuk muntah. Maka dia pun muntah , tetapi karena sudah sangat terburu-buru maka barang dagangannya terkena muntahnya. Dia sangat sedih sekali karena barang dagangannya masih sangatlah banyak dan sudah pasti bila dia pulang kerumah dan membuang barang dagangannya maka dia akan rugi besar dan dia tidak dapat makan dirumah karena dia sudah tidak punya uang sepeser lagi pun untuk membeli makanan untuk dirinya sendiri saja. Maka dengan langkah nekat dia masuk lagi kedalam kereta tersebut dengan percaya dirinya yang sangat tinggi dan juga rasa lapar yang tidak terkira juga memikirkan anak-anaknya dirumah bagaimana bila nanti dia pulang tidak membawa pulang uang untuk membelikan mereka makanan padahal sudah dari kemarin mereka tidak kemasukan nasi atau lauk apapun kedalam perut mereka.
Pada saat dia sudah masuk kedalam kereta itu kembali maka dia mulai menjajankan barang dagangannya kepada penumpang kereta tersebut. Tetapi sekarang dia tidak berteriak ayam goring lagi melainkan “BUBUR AYAM”.

Tidak ada komentar: